Tasikmalaya (ANTARA News) - Kedutaan Besar Brunei Darussalam meresmikan dua bangunan Pondok Pesantren Riyadlum Ulum Wadda'wah Condong dan pesantren Miftahul Huda III di Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, yang sebelumnya rusak akibat guncangan gempa Tasikmalaya.
Duta Besar Brunei Darusalam. Brigadir Jenderal Paduka Mahmud Haji Saidin, menjelaskan bahwa peresmian bangunan itu merupakan wujud bantuan dari rakyat Brunei Darusalam kepada pesantren yang mengalami kerusakan akibat bencana 2 September 2009.
Bantuan itu, menurut Mahmud, merupakan kepedulian rakyat Brunei Darussalam kepada bangsa Indonesia, diantaranya masyarakat Kota Tasikmalaya yang mengalami musibah bencana gempa bumi.
Kedubes Brunei Darussalam, kata Mahmud, telah menunjuk langsung Konsultan Properti tahun 2010 untuk mengelola kucuran dana hibah dari masyarakat Brunei Darussalam khusus bencana di Kota Tasikmalaya.
Bantuan tersebut dijelaskannya, fokus pada upaya membangun kembali gedung pondok pesantren di Kota Tasikmalaya yang hancur, sehingga dengan kondisi bangunan baru aktivitas belajar keagamaan kembali normal.
Dana yang dikucurkan untuk membangun pesantren di Kota Tasikmalaya itu, kata Mahmud sepenuhnya dari rakyat dan pemerintah Brunei Darusalam terbagi untuk Pesantren Riyadlum Ulum Wadda'wah Condong senilai 72,500 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp645 juta, dan pesantren Miftahul Huda senilai 48.900 dolar AS atau setara Rp427.734.000.
Dana bantuan bagi daerah yang terkena bencana alam di Indonesia, kata Mahmud, bukan hanya dikucurkan bagi Kota Tasikmalaya saja, melainkan juga di sejumlah kota lain yang terkena bencana, seperti Padang, Bengkulu dan Banda Aceh.
Wali Kota Tasikmalaya, Syarif Hidayat, yang ikut menyaksikan peresmian pesantren tersebut mengatakan bersyukur adanya bantuan dari pemerintah Brunei Darusalam.
"Kita ucapkan terima atas bantuan dari Negara Brunei Darussalam kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan membantu membangun pesantren," katanya menambahkan. (*)
Duta Besar Brunei Darusalam. Brigadir Jenderal Paduka Mahmud Haji Saidin, menjelaskan bahwa peresmian bangunan itu merupakan wujud bantuan dari rakyat Brunei Darusalam kepada pesantren yang mengalami kerusakan akibat bencana 2 September 2009.
Bantuan itu, menurut Mahmud, merupakan kepedulian rakyat Brunei Darussalam kepada bangsa Indonesia, diantaranya masyarakat Kota Tasikmalaya yang mengalami musibah bencana gempa bumi.
Kedubes Brunei Darussalam, kata Mahmud, telah menunjuk langsung Konsultan Properti tahun 2010 untuk mengelola kucuran dana hibah dari masyarakat Brunei Darussalam khusus bencana di Kota Tasikmalaya.
Bantuan tersebut dijelaskannya, fokus pada upaya membangun kembali gedung pondok pesantren di Kota Tasikmalaya yang hancur, sehingga dengan kondisi bangunan baru aktivitas belajar keagamaan kembali normal.
Dana yang dikucurkan untuk membangun pesantren di Kota Tasikmalaya itu, kata Mahmud sepenuhnya dari rakyat dan pemerintah Brunei Darusalam terbagi untuk Pesantren Riyadlum Ulum Wadda'wah Condong senilai 72,500 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp645 juta, dan pesantren Miftahul Huda senilai 48.900 dolar AS atau setara Rp427.734.000.
Dana bantuan bagi daerah yang terkena bencana alam di Indonesia, kata Mahmud, bukan hanya dikucurkan bagi Kota Tasikmalaya saja, melainkan juga di sejumlah kota lain yang terkena bencana, seperti Padang, Bengkulu dan Banda Aceh.
Wali Kota Tasikmalaya, Syarif Hidayat, yang ikut menyaksikan peresmian pesantren tersebut mengatakan bersyukur adanya bantuan dari pemerintah Brunei Darusalam.
"Kita ucapkan terima atas bantuan dari Negara Brunei Darussalam kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan membantu membangun pesantren," katanya menambahkan. (*)