Dewasa ini, integrasi ilmu di lembaga pendidikan Islam sudah
merupakan hal yang tidak dapat terelakan mengingat semakin kompleksnya
tantangan yang dihadapi oleh umat Islam. Setiap lembaga pendidikan Islam
harus merespon tantangan ini dengan tidak hanya mengajarkan ilmu qouliyah saja, akan tetapi juga ilmu kauniyah.
Selain itu, lembaga pendidikan Islam juga harus mencetak peserta didik
yang berjiwa muhsin, karena jiwa inilah mereka bisa menggunakan ilmu
pada tempatnya yang benar.
Begitulah kesimpulan dari diskusi panel Pimpinan Pondok Pesantren
Condong dengan tim dari IAIN Syekh Nur Jati Cirebon yang berkesempatan
untuk bersilaturahim pada hari Sabtu (1/3) tadi. Tim dari IAIN SNJ
diterima oleh perwakilan pimpinan pesantren, Drs. KH. Mahmud Farid, M.Pd
di ruang meeting Gedung Ianah Lt. I.
Dalam sambutannya, perwakilan dari tim IAIN, Dr. Didin Nurul Rosyidin
memaparkan bahwa tujuan dari silaturahim ini selain untuk belajar
tentang konsep ihsan ke para kyai di pesantren-pesantren seluruh
Indonesia juga untuk meminta dukungan perubahan status IAIN SNJ menjadi
UIN. Masih menurut beliau, tim juga sedang mengkaji bagaimana sistem
pendidikan Islam yang ideal dengan mengjungi sejumlah lembaga pendidikan
Islam di Indonesia bahkan Malaysia.